Dalam pidato pertama Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) yang digelar di San Francisco, California, Amerika Serikat pada hari Kamis (16/11) waktu setempat, Presiden Yoon menyatakan bahwa krisis iklim merupakan tugas yang harus cepat ditangani untuk menciptakan masa depan yang berkelangsungan.
Presiden Yoon meminta kerja sama negara anggota APEC dan menyatakan komitmen Korea Selatan memegang peran utama dalam memperluas penggunaan energi bebas karbon.
Menurut Yoon, bila pada Sidang Majelis Umum PBB bulan September lalu, Korea Selatan mengusulkan pembentukan 'Asosiasi Bebas Karbon,' pada KTT APEC kali ini Korea Selatan ingin mendorong transisi sistem energi bersih.
Energi bebas karbon merupakan energi yang tidak menghasilkan karbon seperti energi hidrogen, dan energi daur ulang seperti energi surya, angin, dll.
Selain membentuk Asosiasi Bebas Karbon sebagai badan konsultasi pemerintah dan sipil, Pemerintah Korea Selatan juga mengusulkan transisi penggunaan kendaraan ramah lingkungan sebagai jalan keluar menghadapi krisis iklim.
Presiden Yoon juga menyarankan pembentukan inisiatif khusus agar mobilitas pintar dan netralisasi karbon di industri maritim diperluas ke negara anggota APEC lainnya.
Presiden Yoon berjanji akan memberikan kontribusi Dana Iklim Hijau (GCF) senilai 300 juta Dolar AS untuk membuktikan tekad kuat Korea Selatan mendukung negara yang rentan di segi teknologi.
Pemimpin Korea Selatan tersebut turut mempromosikan kota Busan sebagai kota calon penyelenggara Expo Dunia 2030. Menurutnya, Busan dapat menjadi Pusat Iklim APEC dan platform kerja sama dan koalisi untuk mengatasi solusi yang dihadapi oleh dunia, termasuk krisis iklim.