Korea Utara meluncurkan rudal balistik ke arah Laut Timur pada hari Rabu malam (22/11) setelah Korea Selatan menangguhkan sebagian perjanjian militer antar-Korea tahun 2018 yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan lintas batas.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan pada hari Kamis (23/11) bahwa Korea Utara menembakkan rudal tersebut dari daerah Sunan di Pyongyang pada pukul 23.05 Rabu malam, dan peluncuran tersebut tampaknya gagal.

JCS menambahkan bahwa otoritas intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) sedang melakukan analisis terhadap peluncuran tersebut.

Sebelumnya pada hari Rabu, Pyongyang mengatakan telah berhasil meluncurkan satelit Malligyong-1 dengan roket Chollima-1 pada pukul 22.42 hari Selasa malam (21/11) dan berhasil menempatkan satelit tersebut di orbit.

Sebagai tanggapan, Kementerian Pertahanan Korea Selatan menangguhkan pemberlakuan Pasal Satu, Klausul Tiga dari perjanjian militer mulai pukul 15.00 di hari Rabu dan segera melanjutkan operasi pengawasan di sepanjang perbatasan yang dibentengi dengan Korea Utara.

Klausul yang dimaksud adalah penetapan wilayah penyangga dengan menetapkan zona larangan terbang di sepanjang wilayah perbatasan antar-Korea.