Para Menteri Luar Negeri G7 dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dengan satu suara mengutuk keras peluncuran satelit mata-mata terbaru oleh Korea Utara.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Rabu (22/11), para diplomat tinggi mengutuk dengan level yang paling keras peluncuran Korea Utara yang melibatkan teknologi rudal balistik sebagai pelanggaran yang jelas dari beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB.
Para menteri kemudian mengulangi seruan kepada Korea Utara untuk melakukan denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea dan mendesak Pyongyang untuk menghilangkan senjata dan program nuklirnya, termasuk senjata pemusnah massal serta program rudal balistik lainnya.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg juga mengecam keras peluncuran satelit terbaru Korea Utara, yang tidak hanya meningkatkan ketegangan di kawasan, tetapi juga menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan regional dan internasional.
Di sisi lain, pemerintah Amerika Serikat masih mengevaluasi apakah peluncuran Korea Utara dilakukan secara sukses atau tidak, dan memastikan apakah kendaraan luar angkasa itu adalah satelit pengintai atau bukan, bersama dengan negara-negara sekutunya.
Di sisi lain, Cina menyampaikan posisinya bahwa setiap negara harus bersikap tenang dan menahan diri dalam menanggapi peluncuran Korea Utara.
Sementara itu Rusia membantah dugaan atas adanya keterlibatan Rusia dalam peluncuran tersebut yang tidak mendasar, sebagaimana peluncuran itu telah diumumkan sebelumnya.