Para pemimpin negara-negara Kelompok Tujuh (G7) mengecam peluncuran rudal balistik Korea Utara, termasuk peluncuran satelit pengintai militer, dan transaksi senjata dengan Rusia.
Dalam sebuah pernyataan pemimpin dari 7 negara usai pertemuan virtual pada hari Rabu (06/12) waktu setempat, mereka mengatakan bahwa Korea Utara harus menyudahi aktivitas rudal balistik dan senjata pemusnah massal (WMD) dengan cara yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah.
Selanjutnya, mereka menunjukkan bahwa peluncuran rudal balistik Korea Utara merupakan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB, kemudian mendesak Korea Utara untuk menghormati hak asasi manusia dan menyelesaikan masalah penculikan.
G7 juga memutuskan untuk membatasi impor berlian Rusia mulai bulan depan untuk mencegah Rusia menanggung biaya perangnya di Ukraina.
Rusia adalah produsen berlian terkemuka di dunia, dengan menyumbang sekitar sepertiga produksi berlian di dunia.
Rusia diketahui menghasilkan lebih dari 4 miliar dolar AS setiap tahunnya melalui ekspor berlian, dan kebanyakan penghasilan itu digunakan untuk membiayai perang di Ukraina.
Terkait perang Israel dan Hamas, para pemimpin 7 negara mendesak Hamas untuk segera membebaskan sandera yang tersisa tanpa syarat.
Bersama dengan hal itu, mereka juga kembali mengonfirmasi dukungannya terhadap 'solusi dua negara' di mana Israel dan Palestina hidup berdampingan sebagai negara merdeka yang terpisah.
Selain itu, para pemimpin tujuh negara kembali memastikan komitmen mereka untuk memajukan diskusi internasional mengenai penyalahgunaan kecerdasan buatan (AI).
Namun, mereka juga mengakui bahwa pendekatan dan langkah kebijakan untuk mencapai tujuan bersama mengenai 'AI yang dapat dipercaya’ mungkin berbeda di setiap negara anggota G7.