Korea Utara pada hari Jumat (08/12) meminta rakyatnya untuk mendaki Gunung Paektu di musim dingin untuk belajar lebih baik tentang "semangat revolusioner".

Koran Korea Utara, Rodong Sinmun melaporkan bahwa sekitar 120.000 orang dari sekitar 2.400 organisasi telah mendaki Gunung Paektu sejauh ini di sepanjang jalur yang digunakan oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un untuk mengendarai kuda putihnya pada tahun 2019.

Korea Utara mengklaim bahwa Gunung Paektu, puncak tertinggi di Semenanjung Korea dan terletak di perbatasan dengan Cina, adalah situs suci yang berkaitan erat dengan dinasti Kim. Korea Utara mengidolakan keluarga yang berkuasa sebagai "garis keturunan Paektu".

Korea Utara juga mengatakan bahwa mendiang ayah Kim, mantan pemimpin Kim Jong-il, lahir di tempat persembunyian militer di Gunung Paektu, meskipun faktanya dia lahir di kota Khabarovsk, Rusia, di Timur Jauh.

Pada bulan Desember 2019, Kim Jong-un mengunjungi gunung tersebut, bersama dengan para pejabat penting partai, menjelang tenggat waktu akhir tahun yang ditetapkan Pyongyang bagi Amerika Serikat untuk mengajukan proposal baru dalam pembicaraan denuklirisasi mereka yang belum membuahkan hasil.

Pemimpin Korea Utara tersebut mengadakan tiga pertemuan dengan mantan Presiden AS Donald Trump, tetapi pembicaraan denuklirisasi masih terhenti sejak gagalnya KTT Hanoi pada Februari 2019 lalu.