Otoritas kesehatan Korea Selatan menekankan upaya untuk mencegah penyebaran campak yang tengah menular di dunia. Upaya tersebut mencakup vaksinasi dan menjaga kebersihan pribadi seperti mencuci tangan, menggunakan masker, dan lainnya.
Menurut data dari Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), kasus campak dalam negeri Korea Selatan hingga hari Senin (11/12) mencapai 8 kasus yang berasal dari luar negeri.
Dimana 4 kasus diantaranya terdeteksi muncul sejak bulan Oktober lalu.
Campak merupakan penyakit saluran pernafasan yang terinfeksi melalui batuk atau bersin, serta ditandai dengan gejala demam, ruam di seluruh tubuh, bintik putih di dalam mulut, dan beberapa gejala lainnya.
Apabila seseorang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah melakukan kontak langsung dengan penderita campak, maka tingkat penularannya dapat mencapai 90%.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 220 ribu pasien campak terkonfirmasi di seluruh dunia hingga bulan November lalu.
Khususnya, jumlah penderita campak di Eropa meningkat 28,2 kali lipat pada tahun ini dibandingkan bulan Januari hingga Oktober tahun lalu. Sementara jumlah di kawasan Asia Tenggara meningkat 3,5 kali lipat dan wilayah Pasifik Barat meningkat 3 kali lipat.
Korea Selatan diakui oleh WHO sebagai negara memberantas campak sejak tahun 2014 lalu, sehingga kasus campak tidak terjadi pada tahun 2021 dan 2022 setelah enam kasus muncul pada tahun 2020 lalu.
Otoritas kesehatan menghimbau lembaga medis dan masyarakat yang berencana melakukan perjalanan ke luar negeri, untuk berhati-hati karena campak bisa terinfeksi di Korea Selatan.
KDCA menekankan vaksinasi dua kali dan pengecekan vaksinasi berkala pada 4 hingga 6 pekan sebelumnya apabila bepergian ke negara penyebaran campak.