Sebuah data terbaru menunjukkan bahwa pada tahun lalu, lebih dari 4 dari 10 siswa SMA Korea Selatan melewatkan sarapan mereka sebanyak lebih dari 5 kali dalam seminggu.
Berdasarkan hasil data online yang dianalisis oleh tim gabungan lembaga medis, jumlah siswa SMA di Korea yang tidak biasa sarapan itu melonjak sekitar dua kali lipat, dari yang sebelumnya 25% pada tahun 2011 menjadi 41% pada tahun 2022. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dalam data terkait.
Terlebih lagi sebanyak 36% siswa SMP pun diketahui tidak terbiasa untuk sarapan, maka 1 dari 2 hingga 3 siswa SMP dan SMA di Korea Selatan pun cenderung melewatkan sarapan.
Tim peneliti mengatakan bahwa dengan menghilangkan sarapan dalam aktivitas asupan energi, justru dapat berisiko untuk meningkatkan angka obesitas di kalangan remaja secara signifikan.
Seorang peneliti senior mengatakan bahwa kebiasaan melewatkan sarapan secara terus-menerus pada akhirnya akan menyebabkan penambahan berat badan, yang kemudian dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, diabetes, hiperlipidemia, penyakit kardiovaskular, hingga kanker saat menjadi dewasa di masa depan.
Selain itu, tim gabungan juga memperjelas bahwa faktor ekonomi justru memainkan peranan besar dalam kebiasaan melewatkan sarapan yang sangat berkaitan dengan kesehatan.