Taeyoung Engineering & Construction (E&C) yang mengalami krisis likuiditas akibat pembiayaan proyek real estate (PF) pada hari Kamis (28/12) mengajukan restrukturisasi kredit ke Korea Development Bank (KDB) yang merupakan bank kreditur utama.
Menurut perwakilan KDB, pihaknya memberitahukan pembentukan dewan kreditor pada Kamis siang setelah mendapatkan permohonan dari Taeyoung.
Taeyoung E&C yang mengalami masalah likuiditas yang semakin parah akhirnya mengajukan restrukturisasi kredit karena masalah pembayaran pinjaman PF real estat senilai 48 miliar won yang jatuh tempo pada hari Kamis (28/12) ini.
Berdasarkan data elektronik Layanan Pengawas Keuangan, total pinjaman Taeyoung E&C pada akhir kuartal ketiga tahun ini berjumlah 2,155 triliun won, termasuk pinjaman jangka panjang sebesar 1,494 triliun won dan jangka pendek 660,8 miliar won.
Di antaranya juga terdapat pinjaman dari bank domestik berjumlah 724,3 miliar won, termasuk 469,3 miliar won untuk jangka panjang dan 225 miliar won untuk jangka pendek. Pinjaman jangka panjang mencakup pinjaman umum dan pinjaman dana fasilitas serta pinjaman PF.
KDB adalah bank yang paling banyak meminjamkan uang ke Taeyoung E&C, dengan memiliki obligasi senilai 200,2 miliar won termasuk pinjaman PF sebesar 129,2 miliar won dan pinjaman jangka pendek sebesar 71 miliar won.
KDB akan membentuk dan mengadakan dewan lembaga keuangan kreditur untuk Taeyoung E&C.
Jika Taeyoung mengajukan rencana penyelamatan diri seperti rencana normalisasi manajemen, kreditor akan meninjaunya dan memutuskan pemberian bantuan. Pemberlakuan restrukturisasi kredit dimungkinkan jika 75% kreditur menyetujuinya.