Jumlah ekspor Korea Selatan pada tahun 2023 lalu mengalami penurunan, sehingga neraca perdagangan juga mengalami defisit.
Nilai ekspor tahunan pada tahun lalu mencapai 632,6 miliar dolar AS dengan turun 7,4% dibandingkan tahun 2022 lalu.
Nilai impor juga mengalami penurunan 12,1%, dengan mencatatkan angka 642,6 miliar dolar AS, sehingga neraca perdagangan mengalami defisit senilai 9,97 miliar dolar AS.
Defisit terus berlangsung selama dua tahun berturut-turut, namun volumenya sedikit berkurang dibandingkan tahun 2022 lalu, karena ekspor mulai pulih sejak kuartal keempat tahun lalu berkat ekspor otomotif dan semikonduktor.
Pada bulan Desember tahun lalu, ekspor mencapai 57,6 miliar dolar AS dengan meningkat 5,1% dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu, khususnya ekspor semikonduktor yang mengalami peningkatan 21,8% dibandingkan dengan periode yang sama.
Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor terbesar Korea Selatan dengan mengalahkan Cina untuk pertama kali dalam 20 tahun 6 bulan.
Sementara itu impor pada bulan lalu mengalami penurunan 10,8% karena penurunan impor minyak bumi, gas, dan beberapa komoditas lainnya.
Dengan demikian, neraca perdagangan bulan Desember 2023 mencapai surplus terbesar dalam tiga tahun, yaitu 4,48 miliar dolar AS.
Seorang pejabat Asosiasi Perdagangan Internasional Korea (KITA) menjelaskan bahwa ekspor Korea Selatan pada tahun ini akan pulih secara perlahan sesuai dengan pemulihan permintaan ekspor di bidang teknologi informasi termasuk semikonduktor.
Hal yang terpenting adalah pemulihan ekspor terhadap Cina, dan hal tersebut bisa dipengaruhi oleh tekanan perdagangan AS terhadap Cina, hasil pemilihan presiden AS, dan lainnya.