Pemerintah Korea Selatan menyatakan harapannya untuk bisa melihat perdamaian dan stabilitas yang terjaga di Selat Taiwan dan perkembangan damai hubungan Cina-Taiwan, setelah Taiwan memilih presiden yang bersahabat dengan Amerika Serikat.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri mengatakan pada hari Minggu (14/01) bahwa tidak ada perubahan dalam posisi dasar pemerintah Seoul mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Taiwan.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa pemerintah telah mengamati hasil pemilu, dan berharap untuk terus meningkatkan kerja sama substansial dengan Taiwan di berbagai bidang.
Mengenai kekhawatiran tentang kemungkinan peningkatan ketegangan di sekitar Selat Taiwan setelah pemilu, pejabat tersebut menekankan bahwa perdamaian dan stabilitas di selat tersebut sangat penting untuk perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea, dan elemen penting untuk perdamaian serta kemakmuran regional.
Lai Ching-te, Wakil Presiden dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, memperoleh lebih dari 40% suara dalam pemilihan presiden pada hari Sabtu (13/01), mengalahkan saingannya yang bersahabat dengan Cina, Hou Yu-ih dari Partai Kuomintang (KMT), yang memperoleh suara sebesar 33,49%.
Karena DPP yang pro-Amerika terus mengambil alih kekuasaan, maka konflik antara Amerika Serikat dan Cina atas isu Taiwan kemungkinan akan terus berlanjut.
Pemerintah Korea Selatan telah mempertahankan hubungan tidak resmi dengan Taiwan di bawah sikap dasar untuk menghormati prinsip "satu Cina".