Kantor Kepresidenan Korea Selatan menyatakan bahwa uji coba sistem senjata nuklir bawah laut yang dilakukan Korea Utara pada tanggal 19 Januari lalu, diperkirakan adalah semacam torpedo dan kecil kemungkinan menggunakan sistem propulsi nuklir.
Perwakilan Kantor Kepresidenan, pada hari Minggu (21/01) menerangkan bahwa pihaknya belum dapat mengonfirmasi dengan pasti akibat data yang terbatas karena hingga saat ini Korea Utara belum merilis foto dari uji coba tersebut. Namun ditegaskan, tidak ada temuan kasus pengembangan reaktor nuklir kecil yang dapat dimasukkan ke dalam torpedo dengan diameter kurang dari 1 meter.
Perwakilan itu menambahkan bahwa Korea Utara mengklaim telah berhasil meluncurkan kendaraan serangan nuklir bawah laut tak berawak sebanyak tiga kali tahun lalu dan merilis foto-foto terkait. Namun, berdasarkan analisis hingga saat ini, klaim Korea Utara itu kemungkinan besar mengada-ada dan di luar fakta.
Sejalan dengan hal itu, terlepas dari kebenaran klaim Korea Utara tersebut, militer Korea Selatan terus melacak dan memantau pengembangan sistem senjata bawah laut Korea Utara seperti torpedo nuklir dan rudal balistik berbasis kapal selam (SLBM) dengan koordinasi bersama intelijen, pengawasan, dan pengintaian gabungan antara Korea Selatan dan AS.
Kantor Kepresidenan juga menegaskan bahwa militer Korea Selatan telah memiliki kemampuan serangan yang luar biasa terhadap pangkalan peluncuran sistem senjata tersebut jika terjadi keadaan darurat, dan juga memperkuat kekuatan anti-kapal selam serta pertahanan pelabuhan.