Perdana Menteri Han Duck-soo bersikeras untuk memprioritaskan operasi yang dianggap darurat dan akan memiliki sistem medis dimana layanan kesehatan berfokus pada layanan medis esensial.
PM Han pada hari Senin (19/02) memimpin rapat dengan menteri-menteri urusan kesehatan untuk menanggapi aksi bersama dari para dokter yang memprotes rencana pemerintah untuk menambah kuota penerimaan mahasiswa baru fakultas kedokteran.
Dia mengungkapkan, bahwa pemerintah tidak boleh membiarkan terjadinya kondisi yang mengancam pasien darurat dan harus berupaya untuk meminimalisasi dampak kepada masyarakat jika terjadi kekosongan layanan medis.
PM Han menuturkan bahwa pemerintah telah memastikan tidak akan ada gangguan dalam layanan kesehatan darurat dengan mengoperasikan ruang gawat darurat di 409 lembaga medis seluruh negeri selama 24 jam.
Disebutkan pula bahwa jika situasinya semakin memburuk, maka pemerintah bersiap untuk mengerahkan dokter kesehatan masyarakat dan dokter militer.
Adapun lembaga kesehatan publik juga akan mengoperasikan sistem layanan kesehatan darurat. Untuk tujuan itu, sebanyak 97 rumah sakit publik akan menambah jam pelayanan pada hari kerja dan bahkan memberikan akses layanan kesehatan pada akhir pekan dan hari libur nasional. Sementara ruang gawat darurat di 12 rumah sakit militer pun akan dibuka untuk sektor swasta, jika diperlukan.
Han melanjutkan bahwa pemerintah juga berencana akan mengizinkan sepenuhnya layanan medis non-tatap muka selama masa aksi kolektif dari dokter tersebut, sehingga pasien kronis dan ringan tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Di sisi lain, PM Han berulang kali mengatakan kepada komunitas medis, bahwa pemerintah berjanji akan meningkatkan kualitas pendidikan sekolah kedokteran dan memperbaiki kondisi kerja dokter magang secara signifikan.