Para diplomat tinggi Korea Selatan dan Jepang telah sepakat untuk melanjutkan kerja sama bilateral untuk mengatasi masalah Korea Utara.
Menurut Kementerian Luar Negeri Jepang, Menteri Luar Negeri Seoul, Cho Tae-yul dan mitranya Yoko Kamikawa, membuat kesepakatan tersebut dalam pertemuan pada hari Rabu (21/02), di sela-sela pertemuan tingkat menteri luar negeri anggota G20 di Rio de Janeiro, Brasil.
Kementerian mengatakan kedua belah pihak juga sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam masalah pelanggaran HAM oleh Pyongyang, termasuk penculikan warga negara Jepang, dan untuk melanjutkan komunikasi yang erat karena tahun depan menandai ulang tahun ke-60 normalisasi hubungan Seoul-Tokyo.
Ini menandai pertemuan tatap muka pertama antara kedua menteri luar negeri tersebut, sejak Cho mulai menjabat pada tanggal 10 Januari lalu. Cho melakukan pembicaraan telepon pertamanya dengan Kamikawa pada tanggal 23 Januari dan setuju untuk melanjutkan kerja sama untuk meningkatkan hubungan kedua negara.
Sementara itu, kementerian juga mengatakan bahwa Kamikawa menyatakan "penyesalan yang besar" karena Korea Selatan mengizinkan transfer deposit pengadilan yang dibuat oleh tergugat perusahaan Jepang, Hitachi Zosen, kepada penggugat Korea Selatan sebagai kompensasi dalam gugatan atas masalah kerja paksa selama masa penjajahan Jepang di Semenanjung Korea.
Kamikawa dilaporkan mengatakan kepada Cho bahwa pembayaran tersebut menyebabkan "kerugian yang tidak masuk akal" bagi perusahaan Jepang.