Sebagian warga Korea Selatan di Haiti meminta agar mereka dievakuasi menyusul kerusuhan yang terjadi di Haiti.
Kerusuhan terjadi setelah pemerintah Haiti meluncurkan dewan transisi terkait pengunduran diri Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry. Kekerasan berdarah oleh sekelompok preman kembali terjadi dan evakuasi warga asing juga turut dilaksanakan.
Sejauh ini Amerika Serikat telah mengevakuasi 300 warganya sejak pekan lalu menggunakan helikopter. Perancis dan India juga memutuskan untuk mengevakuasi warganya.
Sejumlah warga negara asing lainnya, di antaranya warga Kanada, memutuskan untuk melarikan diri dengan melintasi perbatasan tanpa menunggu respon dari pemerintah.
Diantara 70 orang warga Korea Selatan di Haiti, 40 orang tinggal di ibu kota yang dikuasai oleh kelompok preman.
Warga negara asing di Haiti tidak dapat bergerak menggunakan moda transportasi darat dan pengoperasian bandara juga dihentikan, yang menyebabkan warga asing kesulitan mengevakuasi diri tanpa bantuan pemerintah.
Pemerintah Korea Selatan menyatakan pihaknya tetap memantau situasi warga Korea Selatan di Haiti, namun tidak mempertimbangkan rencana evakuasi karena situasi setempat dapat berubah.
Korea Selatan diperkirakan akan menaikkan peringatan perjalanan ke Haiti ke level 'larangan bepergian' layaknya AS. Sementara itu, permintaan evakuasi dari warga Korea Selatan di Haiti semakin bertambah.