Korea Selatan dan Kamboja memutuskan untuk meningkatkan hubungan bilateral menjadi hubungan kemitraan strategis dalam 27 tahun, setelah kembali menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1997.
Presiden Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet mengadopsi Pernyataan Bersama tentang Pembentukan Kemitraan Strategis Korea Selatan-Kamboja dalam Konferensi Tingkat Tinggi di Kantor Kepresidenan Yongsan pada hari Kamis pagi (16/05).
Kunjungan PM Hun Manet tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak kunjungan PM Hun Sen pada Desember 2014, dan belum ada sebutan tersendiri untuk hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan Kamboja.
Dalam KTT itu, Presiden Yoon mengatakan sejak terjalinnya kembali hubungan diplomatik, perdagangan antara kedua negara telah meningkat 20 kali lipat dan pertukaran antarmasyarakat pun turut meningkat 150 kali lipat, dan Korea Selatan telah menjadi negara investasi terbesar kedua di Kamboja.
Presiden Yoon menambahkan, bahwa dirinya menganggap jalinan hubungan kemitraan strategis ini sangat berarti, sesuai dengan peningkatan hubungan bilateral, dan mengharapkan perluasan perdagangan serta investasi dengan Kamboja, yang merupakan salah satu negara paling cepat berkembang di wilayah ASEAN.
PM Hun Manet mengatakan bahwa perkembangan ekonomi Kamboja tidak terpisahkan dengan kontribusi Korea Selatan, dan pihaknya menghargai akan hubungan itu, serta akan memperluas dan mendalami hubungan bilateral dari berbagai bidang.
Sementara itu, Korea Selatan dan Kamboja juga sepakat untuk memperkuat tanggapan bersama akan kejahatan lintas batas seperti penyelundupan narkoba dan memperluas kerja sama pertahanan dan investasi.
Dalam kesempatan yang sama, Kamboja juga menegaskan kembali dukungannya terhadap kebijakan Korea Selatan mengenai Korea Utara, kemudian kedua pihak juga mendesak Korea Utara untuk memenuhi semua resolusi Dewan Keamanan PBB.