Korea Selatan, Amerika Serikat (AS), dan Jepang mengutuk keras program nuklir dan peluncuran rudal Korea Utara, serta kerja sama militernya dengan Rusia.

Ketiga negara tersebut menyatakan keprihatinan yang serius terkait peluncuran rudal balistik Korea Utara yang terus berlanjut, termasuk peluncuran satelit pengintai militer, dalam pernyataan bersama mereka pada pertemuan dewan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) di Wina, Austria pada hari Selasa (04/06). 

Ini adalah kedua kalinya ketiga negara tersebut mengkritik provokasi Korea Utara dalam pernyataan bersama pada pertemuan IAEA, setelah pertemuan umum IAEA pada bulan September tahun lalu. 

Ketiga negara itu mengatakan bahwa kerja sama militer Korea Utara dengan Rusia, termasuk transfer rudal balistik dan senjata lainnya, merupakan pelanggaran yang jelas terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB, termasuk ancaman terhadap sistem non-proliferasi internasional serta perdamaian dan stabilitas masyarakat internasional.

Mereka juga mengkritik veto Rusia terhadap resolusi yang memperbarui mandat panel untuk memantau kepatuhan penerapan sanksi terhadap Korea Utara, dengan mengatakan bahwa hal itu mengganggu kemampuan masyarakat internasional untuk memantau Korea Utara.

Ketiga negara tersebut kemudian mendesak Pyongyang untuk segera kembali berdialog dan mengambil langkah konkret menuju denuklirisasi Korea Utara yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat dipulihkan.