Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Antar-Korea

Korut Membongkar Bantalan Rel Kereta Api di Jalur Donghae Antar-Korea

Write: 2024-06-05 10:27:02Update: 2024-06-05 13:45:51

Korut Membongkar Bantalan Rel Kereta Api di Jalur Donghae Antar-Korea

Photo : KBS News

Korea Utara dikonfirmasi telah membongkar bagian-bagian dari jalur kereta api yang menghubungkan kedua Korea di wilayah utara Jalur Donghae.

Seorang pejabat Badan Intelijen Nasional mengatakan pada hari Rabu (05/06) bahwa pemerintah sedang memantau situasi terkini dengan cermat karena Korea Utara tampaknya mulai membongkar bantalan rel kereta api dari relnya. 

Jalur Donghae antar-Korea, yang menghubungkan Stasiun Jejin di Goseong, Korea Selatan dan Gunung Geumgang di Korea Utara, dibangun pada tahun 2006 untuk menindaklanjuti Deklarasi Bersama yang dibuat antara kedua Korea pada bulan Juni tahun 2000. Jalur kereta api ini membentang sepanjang 25,5 kilometer, dengan 18,5 kilometer jalur di Korea Utara dan 7 kilometer di Korea Selatan.

Pada bulan Januari tahun ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memberikan instruksi untuk mengambil tindakan tegas dalam memblokir semua saluran komunikasi antar-Korea di sepanjang perbatasan, seperti memutus jalur darat Gyeongui di sisi Korea Utara hingga ke tingkat yang tidak dapat diperbaiki lagi.

Korea Utara kemudian memasang ranjau di jalan Gyeongui dan Donghae yang menghubungkan kedua Korea pada bulan Januari, dan membongkar lampu jalan di sepanjang kedua jalan tersebut pada bulan Maret tahun ini.

Sementara itu, terkait pembatalan perjanjian militer antar-Korea tahun 2018, pasukan artileri Korps Marinir Korea Selatan yang ditempatkan di pulau-pulau barat laut memutuskan untuk mengadakan sesi latihan tembakan langsung maritim sebelum akhir bulan. 

Seorang pejabat pemerintah mengatakan pada hari Rabu (05/06) bahwa Korps Marinir yang ditempatkan di pulau-pulau barat laut dekat perbatasan maritim antar-Korea akan melakukan latihan tembak langsung yang melibatkan howitzer self-propelled K-9 pada bulan ini. 

Latihan itu akan menjadi latihan penembakan artileri pertama di zona penyangga maritim pulau-pulau barat laut dalam lima tahun sembilan bulan, sejak perjanjian militer antar-Korea ditandatangani pada bulan September 2018, yang tidak termasuk latihan penembakan untuk menanggapi tembakan artileri Korea Utara pada bulan Januari. 

Sejak penandatanganan perjanjian antar-Korea, Korps Marinir Korea Selatan harus memindahkan howitzer self-propelled K9 yang dikerahkan di Pulau Yeonpyeong dan Baengnyeong ke daratan untuk melakukan latihan penembakan.

Pemindahan artileri dan pasukan ke daratan untuk latihan serupa selama periode tersebut diperkirakan menelan biaya sekitar 12 miliar won atau sekitar 8,7 juta dolar AS.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >