Kementerian Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya Korea Selatan mengumumkan bahwa pihaknya bersama Kementerian Perindustrian dan Konstruksi Kazakhstan telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang 'Kemitraan Kerja Sama Rantai Pasokan Mineral Inti' pada hari Kamis (13/06) waktu Kazakhstan.
Kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama dan pertukaran sumber daya manusia di setiap tahap rantai nilai, termasuk survei geologi bersama, eksplorasi, pengembangan, pemurnian dan peleburan mineral utama seperti litium, kromium, mangan, tanah jarang, dan uranium yang digunakan dalam pembuatan kendaraan listrik, semikonduktor dan baja paduan.
Kazakhstan merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam, dengan menempati peringkat pertama dalam uranium, kedua dalam krom, dan ketiga dalam titanium di pasar mineral inti dunia.
Korea Selatan dan Kazakhstan juga memutuskan untuk membentuk 'Dialog Rantai Pasokan' dalam membangun sistem kerja sama sistematis di bidang mineral inti dan mendiskusikan langkah-langkah kerja sama praktis dengan lembaga penelitian, perusahaan, serta lembaga keuangan terkait.
Dengan hadirnya kesepakatan tersebut, maka Institut Geosains dan Sumber Daya Mineral Korea, SK Eco Plant, dan Kementerian Perindustrian dan Konstruksi Kazakhstan menandatangani 'MoU Kerja sama untuk Eksplorasi dan Pengembangan Tambang Litium' dan akan memulai eksplorasi bersama tambang litium di Kazakstan.
Selain itu, Institut Kemajuan Teknologi Korea dan Pusat Peramalan Teknologi Nasional Kazakhstan menandatangani 'MoU Kerja Sama Teknis Komersialisasi Logam Langka' dan melaksanakan komersialisasi logam langka seperti tungsten, titanium, dan litium di Kazakhstan.
Korea Selatan selama ini bergantung pada perusahaan Cina untuk mendapatkan sebagian besar litium, namun baru-baru ini mulai melakukan diversifikasi sumber impornya ke Argentina dan Chile, yang dipimpin oleh POSCO Group.
Kesepakatan dengan Kazakhstan kali ini diharapkan dapat semakin memperluas rantai pasokan litium untuk Korea Selatan.
Sementara itu, di sektor ketenagalistrikan, Kementerian Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya Korea Selatan dan Kementerian Energi Kazakhstan menandatangani ‘MoU Kerja sama Industri Kelistrikan'.
Pemerintah Kazakhstan sedang menjalankan perluasan energi terbarukan, konversi pembangkit listrik tenaga batu bara menjadi pembangkit listrik siklus gabungan gas, yang efisien serta ramah lingkungan dari pembangkit listrik lama dengan tujuan untuk mencapai netral karbon pada tahun 2060.
Dalam hal tersebut, Doosan Energy dan dana kekayaan negara Kazakhstan, Samruk-Kazyna, menandatangani 'MoU Kerja Sama dalam Pengembangan Industri Tenaga Listrik Kazakhstan'.
Dengan adanya sejumlah MoU itu, pemerintah Korea Selatan berharap akan ada banyak peluang bagi perusahaan Korea Selatan untuk berpartisipasi dalam pasar pembangunan fasilitas pembangkit listrik ramah lingkungan di Kazakhstan.