Komando PBB (UNC) menyatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki serangkaian insiden yang terjadi di wilayah perbatasan antarKorea yang terjadi baru-baru ini, termasuk pelanggaran Garis Demarkasi Militer (MDL) yang dilakukan pasukan Korea Utara dan siaran propaganda dengan pengeras suara Korea Selatan terhadap Korea Utara.
UNC mengatakan bahwa pihaknya menjalankan misinya dengan serius dan sedang menyelidiki masalah itu baru-baru ini dengan sangat teliti untuk meredakan situasi demi menjamin perdamaian dan stabilitas di kawasan.
UNC kemudian menambahkan bahwa pihaknya tetap mendesak Korea Utara untuk segera kembali berdialog melalui mekanisme yang ada.
Menurut Kepala Staf Gabungan, sejumlah tentara Korea Utara yang bekerja dengan peralatan seperti beliung di Zona Demiliterisasi (DMZ) di front tengah yang menyerbu MDL pada tanggal 9 Juni sekitar pukul 12.30 siang, kemudian mundur setelah siaran peringatan dan tembakan peringatan dari militer Korea Selatan.
Selain itu, Korea Utara diketahui telah empat kali mengirim lebih dari 1.600 buah balon berisi sampah ke Korea Selatan dan melakukan serangan interferensi radio GPS pada tanggal 20 Mei hingga 9 Juni.
Oleh karena itu pemerintah Korea Selatan melakukan siaran dengan pengeras suara terhadap Korea Utara pada 9 Juni untuk pertama kalinya dalam 6 tahun sejak dihentikan pada tahun 2016.
UNC diketahui pernah menyelidiki soal penggunaan pengeras suara di perbatasan Korea Selatan sebelumnya, termasuk lokasi pengeras suara dan isi siaran propaganda. Dalam penyelidikan kali ini pun, UNC diperkirakan akan menyelidiki hal yang sama.
Terkait dengan hal itu, perwakilan militer Korea Selatan mengatakan dalam pengarahan pada hari Kamis (13/06) bahwa pihaknya akan kooperatif jika UNC mengambil tindakan yang diperlukan,
Sebelumnya, pada 30 Mei lalu UNC telah mengonfirmasi bahwa pengiriman balon berisi sampah yang dilakukan Korea Utara ke Korea Selatan adalah pelanggaran perjanjian gencatan senjata sehingga sedang menyelidiki hal tersebut.