Para profesor kedokteran di Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul (SNUH) menggelar aksi kolektif, dengan menangguhkan layanan medis tanpa batas waktu mulai hari Senin (17/06) sebagai bentuk protes terhadap reformasi medis pemerintah.
Untuk memperkuat sistem perawatan medis darurat selama aksi mogok kerja, pemerintah akan mengoperasikan sistem panggilan nasional mulai hari Senin untuk memastikan perawatan darurat sepanjang waktu.
Pemerintah juga meminta kepada kepala rumah sakit untuk mempertimbangkan klaim kompensasi jika pasien mengalami kerugian akibat aksi mogok kerja para profesor medis.
Menurut komite darurat fakultas kedokteran Universitas Nasional Seoul (SNU) dan SNUH, sebanyak 529 profesor, atau sekitar 54,7% dari profesor yang memberikan layanan medis, telah berkomitmen untuk menangguhkan layanan tanpa batas waktu kepada pasien rawat jalan dan pasien penyakit ringan mulai hari Senin ini. Namun, perawatan pasien gawat darurat dan pasien sakit kritis akan tetap dilanjutkan.
Tingkat operasi di ruang bedah di antara empat rumah sakit yang berafiliasi dengan SNU di wilayah ibukota diperkirakan akan turun dari 62,7% saat ini menjadi 33,5%.
Sementara itu Asosiasi Medis Korea (KMA), kelompok dokter terbesar di Korea Selatan, berencana untuk menghentikan layanan selama satu hari pada hari Selasa (18/06) besok.