Terdapat spekulasi yang menyebut bahwa militer Korea Selatan tampaknya mampu mengendalikan ketegangan antarKorea, karena menangguhkan serangkaian latihan tembak yang sebelumnya telah dijadwalkan.
Menurut militer, Korps Marinir sebelumnya berencana untuk mengelar latihan tembak langsung dengan menggunakan artileri swagerak K9 di sekitar pulau-pulau barat laut, termasuk Pulau Baekryeong dan Pulau Yeonpyeong pada pekan ini, namun latihan tersebut ditangguhkan.
Terlebih lagi, latihan tersebut cukup disoroti karena kembali digelar dalam 6 tahun terakhir di sekitar pulau-pulau barat laut itu, setelah pemerintah membatalkan perjanjian militer antar Korea pada tanggal 4 Juni lalu.
Sejumlah pengamat menilai bahwa penangguhan latihan tembak tersebut karena Korea Utara tampaknya menahan diri dari provokasi tambahan, setelah militer Korea Selatan menyiarkan kembali propaganda antiKorea Utara dengan pengeras suara sebagai balasan pengiriman balon sampah oleh rezim Pyongyang.
Angkatan Darat Korea Selatan pun menunda rencana latihan tembak langsung dengan daya ledak tinggi K-239 'Cheonmu', multiple launch rocket system (MLRS), yang dijadwalkan akan digelar pada tanggal 13 Juni di Boryeong, Provinsi Chungcheong Selatan. Latihan tersebut juga ditunda berdasarkan penilaian bahwa gerakan militer Korea Utara belakangan ini tampak tidak biasa, seperti pelanggaran Garis Demarkasi Militer (MDL).
Seorang pejabat AD mengatakan bahwa jika memungkinkan, latihan itu akan dilakukan dalam bulan ini, dengan mengimbau bahwa latihan tembak memang penting, namun menjaga postur kesiapsiagaan juga sama pentingnya.