Setelah Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul yang mengawali aksi mogok kerja tanpa batas waktu mulai hari Senin (17/06), para dokter dari rumah sakit swasta di seluruh daerah di Korea Selatan pun menghentikan layanan medis mereka pada hari Selasa (18/06).
Tingkat laporan penghentian layanan medis mencapai 4% dari 35 ribu lembaga medis, namun tingkat tersebut dapat bertambah karena akan ada banyak dokter yang mengambil bagian dalam aksi mogok kerja dari Asosiasi Medis Korea (KMA) setelah menyelesaikan layanan medis di pagi hari.
Pemerintah akan mengambil langkah tegas atas penghentian layanan medis kali ini karena hal tersebut dianggap sebagai tindakan ilegal.
Pemerintah lebih dulu mengeluarkan perintah untuk membuka layanan medis kepada seluruh dokter yang membuka kliniknya sendiri mulai pukul 09:00 pada hari Selasa (18/06).
Apabila ada dampak besar di rumah sakit akibat penolakan layanan medis oleh profesor, maka pemerintah berencana akan meminta tanggung jawab.
Pemerintah telah mengeluarkan perintah larangan pelaksanaan aksi kolektif kepada dewan pimpinan KMA, dan juga melaporkan KMA kepada Komisi Perdagangan Adil (FTC) dengan pelanggaran UU Perdagangan Adil.
Pemerintah akan memanfaatkan lembaga medis publik lainnya secara maksimal untuk memberikan dukungan kepada para pasien, agar mereka bisa tetap mendapatkan layanan medis tanpa tatap muka di puskesmas, pusat medis daerah, dan lembaga medis pendukung lainnya.