Korea Selatan pada tahun lalu mencatatkan defisit neraca transaksi berjalan terhadap Cina selama dua tahun berturut-turut, sementara surplus transaksi berjalan dengan Amerika Serikat menembus rekor tertinggi.
Melihat data yang dirilis oleh Bank Sentral Korea (BOK) pada hari Rabu (19/06), surplus transaksi berjalan Korea Selatan mencapai angka 35,49 miliar dolar AS pada tahun 2023, naik sebesar 9,66 miliar dolar jika dibandingkan tahun 2022.
Berdasarkan negara, neraca perdagangan Korea Selatan dengan Cina mengalami defisit sebesar 30,08 miliar dolar, yang menandakan defisit selama dua tahun berturut-turut, serta menyentuh rekor terbanyak dalam sejarah.
Pihak BOK menuturkan bahwa besaran defisit semakin meningkat karena ekspor Korea Selatan ke arah Cina menurun pesat khususnya di sektor semikonduktor.
Sementara itu, surplus transaksi berjalan Korea Selatan dan AS menembus rekor tertinggi, dengan mencatatkan angka sebesar 91,25 miliar dolar. Surplus itu didorong oleh peningkatan ekspor mobil, mesin dan peralatan presisi, sementara impor bahan mentah menurun.
Defisit perdagangan dengan Jepang dibukukan di angka 16,86 miliar dolar, sementara surplus neraca dagang dengan Uni Eropa dan Asia Tenggara tercatat masing-masing sebesar 6,39 miliar dolar dan 77,45 miliar dolar.