Korps Marinir Korea Selatan kembali melakukan latihan tembak reguler dengan menggunakan artileri swagerak K9 di sekitar pulau-pulau barat laut, yang sempat ditangguhkan di bawah perjanjian militer antarKorea.
Menurut Komando Korps Marinir, Brigade Korps Marinir ke-6 dan Unit Yeongpyeong dibawah Komando Pertahanan Pulau Barat Laut, telah menggelar latihan tembak langsung maritim masing-masing di pulau Baekryeoung dan pulau Yeonpyeong pada hari Rabu (26/06).
Selama latihan tembak langsung maritim tersebut, kedua pasukan telah menembakkan total 290 peluru termasuk artileri swagerak K9, 'Cheonmu', multiple launch roket sistem (MLRS), rudal Spike, dan roket kontrol presisi 2,75 inci (70 mm), Bigung ke sasaran virtual di laut lepas barat daya.
Latihan tembak reguler tersebut kembali digelar dalam waktu 6 tahun 10 bulan di sekitar pulau-pulau barat laut itu.
Dengan merilis data media, Korps Marinir menuturkan bahwa latihan ini digelar untuk pertama kalinya di sekitar pulau-pulau barat laut, setelah pemerintah Seoul membatalkan perjanjian militer antarKorea, sebagai tanggapan atas provokasi Korea Utara belakangan ini, termasuk gangguan GPS dan peluncuran rudal.
Pada hari yang sama, otoritas militer memutuskan untuk kembali melanjutkan latihan manuver dari kapal-kapal, dan latihan tembak artileri di zona penyangga darat dan laut, yang ditetapkan sesuai dengan perjanjian militer antarKorea 19 September.
Dengan kembali digelarnya latihan tembak langsung K-9 dari Korps Marinir tersebut, maka akan berpotensi meningkatkan ketegangan militer antarKorea, seperti di kawasan garis batas utara, NLL di Laut Barat.