Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan bahwa pihaknya akan memungkinkan Naver mengambil keputusannya secara mandiri. Pernyataan itu dibuat setelah Line Yahoo, selaku operator aplikasi messenger 'Line' di Jepang telah melaporkan kepada pemerintah Tokyo bahwa sulitnya untuk segera melakukan peninjauan ulang atas masalah hubungan modal dengan Naver.
Seorang pejabat senior kementerian menyampaikan kepada wartawan pada hari Selasa (02/07), bahwa kedepannya, pemerintah Seoul tentunya akan terus menghormati posisi Naver. Bahkan akan memantau dengan cermat situasi dan merespons secara menyeluruh, agar Naver dapat mengambil keputusan secara mandiri tanpa adanya disposisi yang merugikan atau tekanan eksternal apa pun.
Namun pejabat itu menekankan bahwa pemerintah tetap bersikap bahwa perusahaan Korea Selatan, termasuk Naver tidak boleh menerima tindakan yang tidak adil dan diskriminatif terkait investasi bisnis di luar negeri. Disebutkan pula bahwa pemerintah akan melanjutkan komunikasi yang dibutuhkan dengan pihak Jepang.
Laporan yang diserahkan oleh Line Yahoo itu merupakan tindak lanjut dari panduan administratif Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang.
Pemerintah Jepang sebelumnya mengeluarkan perintah administratif untuk memperketat langkah keamanan di dunia maya kepada Line Yahoo sebanyak dua kali, yakni pada bulan Maret dan April lalu, serta meminta langkah lanjutan hingga tanggal 1 Juli.
Perintah administratif dikeluarkan pada akhir tahun lalu, karena Line Yahoo dianggap harus bertanggung jawab atas kebocoran 510.000 data pribadi. Terlebih lagi, pedoman administratif dari Jepang tersebut juga sudah menjadi kontroversi karena Jepang dipandang mencoba untuk mengambil alih hak pengelolaan Line Yahoo dari Naver.