Sejumlah dokter di Asan Medical Center, salah satu dari lima rumah sakit besar di Korea Selatan, mulai mengurangi layanan medis pada hari Kamis (04/07) ini.
Komite Darurat Profesor Kedokteran Universitas Ulsan yang sedang bekerja di Asan Medical Center, sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk menghentikan layanan medis, namun pihaknya kemudian memutuskan untuk hanya mengurangi layanan medis karena pertimbangan dampak kepada pasien.
Layanan medis yang dikurangi itu berpusat pada perawatan pasien darurat dan menunda layanan medis yang telah dijadwalkan.
Komite darurat tersebut menilai jumlah operasi akan berkurang sebanyak 29% pada hari pertama pengurangan layanan medis dibandingkan dengan pekan lalu.
Pihak rumah sakit memperkirakan, tidak akan terjadi kekacauan besar karena jumlah jadwal pemeriksaan dokter untuk pasien sama dengan biasa, yakni sekitar 10 ribu jadwal.
Sementara itu, sebanyak 92 kelompok pasien menggelar aksi unjuk rasa berskala besar di jalanan untuk menentang aksi berkelompok yang dilakukan oleh para dokter di Korea Selatan berturut-turut.
Mereka meminta pihak dokter untuk tidak menghentikan layanan medis yang tidak dapat dibenarkan, karena kerugian dan kekhawatiran pasien sedang memuncak di tengah konflik berkepanjangan antara pemerintah dan kelompok medis.
Selanjutnya, pemerintah yang sedang menyiapkan berbagai langkah penanggulangan dokter magang yang masih mogok kerja berulang kali meminta para dokter magang untuk segera kembali ke rumah sakit masing-masing.
Pemerintah juga menambahkan bahwa pihaknya akan membantu mereka agar tidak kesulitan dalam mendapatkan kualifikasi spesialis.
Pemerintah kemudian mendesak Asosiasi Dokter dan para dokter magang untuk dapat berpartisipasi dalam komite khusus reformasi medis untuk menyelesaikan masalah struktural.