Sehubungan dengan gelaran upacara peringatan genap 30 tahun wafatnya pendiri Korea Utara, Kim Il-sung, Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan bahwa Korea Utara tengah mengatur strategi dalam melakukan aktivitas yang mengidolakan Kim Jong-un sebagai pemimpin untuk mencegah kekacauan di tengah masyarakat Korea Utara.
Seorang pejabat Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan pada hari Selasa (09/07) bahwa upacara peringatan genap 30 tahun wafatnya Kim Il-sung kali ini dilaksanakan dalam skala yang besar karena untuk menekankan makna yang kuat atas kepergian selama 30 tahun.
Ditambahkan pula, gelaran upacara yang sesuai tradisi yang berlaku, ditafsirkan sebagai upaya Korea Utara yang tengah mempertimbangkan kekacauan psikologis masyarakatnya. Sehingga aktivitas untuk mengidolakan Kim Jong-un juga dilaksanakan dengan perlahan agar masyarakat Korea Utara dapat menerimanya dengan rasional.
Belakangan ini, Korea Utara mengubah nama istilah hari ulang tahun ayah Kim Jong-un, Kim Jong-il menjadi hari 15 April dari yang sebelumnya dinamakan sebagai Hari Matahari. Kemudian istilah 'matahari' hanya digunakan untuk Kim Jong-un, sehingga sempat terdapat perkiraan bahwa upacara peringatan 30 tahun wafatnya Kim Il-sung hanya akan digelar dengan skala kecil.
Sehubungan dengan penggunaan bersama antara lencana bergambar Kim Il-sung dan Kim Jong-un serta lencana bergambar Kim Jong-un, pejabat Kementerian Unifikasi Korea Selatan menjelaskan bahwa hal tersebut tidak bermasalah karena tidak ada peraturan penggunaan jenis lencana serupa.
Namun, Kim Jong-un tidak menggunakan lencana apapun saat upacara peringatan kematian 30 tahun Kim Il-sung.