Presiden Yoon Suk Yeol mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada hari Rabu (10/07) di sela-sela KTT Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Washington DC.
Mengawali pembicaraan bilateral itu, Yoon mengatakan bahwa hubungan militer dan ekonomi yang semakin dalam antara Korea Utara dan Rusia menyebabkan "kekhawatiran yang serius" tidak hanya di Asia Timur, tetapi juga untuk keamanan global.
Yoon menambahkan bahwa di tengah situasi keamanan internasional yang semakin gawat, memiliki implikasi strategis yang besar bagi Korea Selatan dan Jepang untuk menghadiri KTT NATO sebagai anggota empat Mitra Indo-Pasifik (IP4) selama tiga tahun berturut-turut.
Presiden Yoon juga mengatakan bahwa hubungan Moskow yang lebih dekat dengan Pyongyang menyoroti pentingnya kerja sama trilateral antara Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang yang diuraikan dalam KTT Camp David pada tahun 2023 lalu.
Presiden kemudian menyatakan harapannya bahwa Seoul dan Tokyo akan bekerja sama secara erat dengan negara-negara anggota NATO, dan menegaskan kembali bahwa keamanan Atlantik Utara dan Asia Timur Laut tidak dapat dipisahkan.
Kishida juga mengatakan bahwa mengingat situasi internasional saat ini, sangat penting bagi Yoon dan dirinya untuk melakukan diskusi dan kerja sama yang erat berdasarkan rasa saling percaya yang kuat.
Kishida menambahkan bahwa keamanan Atlantik dan Indo-Pasifik tidak dapat dipisahkan, dan bahwa KTT NATO memberikan kesempatan untuk memperdalam kerja sama antara NATO dan mitra Indo-Pasifik.