Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Ekonomi

Neraca Fiskal Korsel Mencatatkan Defisit 74,4 Triliun Won Hingga Bulan Mei

Write: 2024-07-11 15:13:43Update: 2024-07-11 15:19:39

Neraca Fiskal Korsel Mencatatkan Defisit 74,4 Triliun Won Hingga Bulan Mei

Photo : KBS News

Defisit dalam neraca fiskal pengelolaan yang mencerminkan kondisi ekonomi negara yang nyata mencatatkan angka 74 triliun won hingga bulan Mei tahun ini.

Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, angka itu merupakan yang terbesar kedua dalam sejarah dan menunjukkan tingkat keseriusan penurunan penerimaan pajak.

Menurut Tren Fiskal Bulanan Edisi Juli yang dirilis oleh Kementerian Strategi dan Keuangan pada hari Kamis (11/07), total pendapatan Korea Selatan tercatat mencapai 258,2 triliun won hingga bulan Mei lalu, naik 1,6 triliun won dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Hal itu sangat dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan dana dari pensiun nasional dan asuransi ketenagakerjaan sebesar 9,7 triliun won dibandingkan tahun lalu. 

Penerimaan pajak nasional tercatat sebesar 151 triliun won, turun 9,1 triliun won dibandingkan tahun lalu karena berkurangnya pengumpulan pajak perusahaan.

Sementara itu, total pengeluaran mencapai 310,4 triliun won, meningkat 23 triliun won dari periode yang sama tahun lalu, karena peningkatan belanja kesejahteraan seperti dana pensiun dasar.

Berdasarkan hal itu, neraca fiskal konsolidasi menunjukkan defisit sebesar 52,2 triliun won hingga bulan Mei.

Neraca fiskal pengelolaan yang mencerminkan keadaan ekonomi negara tanpa pendapatan dari empat dana jaminan sosial menunjukkan defisit sebesar 74,4 triliun won.

Sejak tahun 2014 saat neraca fiskal dihitung setiap bulan, besarnya defisit neraca fiskal pengelolaan hingga bulan Mei tahun ini menempati posisi kedua dibandingkan dengan tahun 2020 lalu yang saat itu defisit terbesar mencapai 77,9 triliun won. 

Sementara itu, utang pemerintah pusat sebesar 1.146,8 triliun won pada akhir bulan Mei, meningkat 17,9 triliun dari bulan sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan akhir tahun lalu, utang pemerintah pusat mengalami peningkatan sebesar 54,3 triliun won.

Kementerian memaparkan bahwa peningkatan utang tersebut dikarenakan penerbitan obligasi pemerintah dalam jumlah besar, yang biasanya dilakukan pada semester pertama.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >