Pemerintah Korea Selatan tengah berupaya untuk melakukan restrukturisasi rumah sakit umum kelas atas, dengan mengubahnya secara keseluruhan mulai dari fungsi hingga namanya.
Pemerintah menggelar pertemuan komite khusus reformasi medis pada hari Rabu (10/07) untuk membahas rencana reorganisasi rumah sakit umum kelas atas secara signifikan dengan fokus pada pemberian perawatan medis untuk pasien yang parah dan darurat.
Menurut pemerintah, pasien dengan gejala ringan atau sedang akan dirawat di rumah sakit dan klinik setempat, dan rumah sakit umum yang disebut sebagai 'Rumah Sakit 5 Besar' akan mengurangi okupansinya hingga 15%.
Dengan mengurangi jumlah okupansi pasien hingga 15%, dokter akan fokus merawat pasien darurat yang parah, dan mengubah struktur yang bergantung pada dokter magang yang bekerja dengan waktu yang lama.
Dalam langkah yang sama, bagi staf medis yang siap bertugas untuk perawatan darurat juga akan diberikan kompensasi dengan membuat sistem biaya baru yang disebut 'biaya panggilan'.
Dengan mempertimbangkan fakta dan menyiratkan hierarki antara rumah sakit dan ketidakjelasan peran pengobatan tahap akhir, pemerintah tengah mempertimbangkan pengubahan sebutan 'Rumah Sakit Umum Kelas Atas'.
Sementara itu, pemerintah juga sedang mempercepat tindakan terkait dokter magang yang belum kembali ke rumah sakit.
Pemerintah meminta setiap rumah sakit agar mengurus pengunduran diri dokter magang yang belum kembali ke tempat kerjanya hingga 15 Juli ini.
Bagi dokter magang, pemerintah menyebutkan bahwa jika mereka berpartisipasi dalam komite khusus dan memberikan saran, maka pemerintah bersedia untuk menerapkannya pada penerimaan mahasiswa baru FK tahun ajaran 2026.