Pemerintah Korea Selatan menilai sebagai sebuah kejadian yang tidak biasa ketika Korea Utara merilis foto-foto yang menampilkan aksi pembakaran sebagian selebaran anti-Pyongyang yang dikirim oleh kelompok aktivis Korea Selatan dan dipimpin oleh para pembelot Korea Utara.
Juru Bicara Kementerian Unifikasi di Seoul, Goo Byong-sam mengatakan dalam pengarahan pers pada hari Senin (15/07) bahwa pemerintah akan menganalisis apa niat Pyongyang di balik hal tersebut.
Selanjutnya, Jubir Goo menuturkan bahwa pemerintah pernah akan mengambil tindakan balasan yang sulit diterima oleh Korea Utara mengenai provokasi pengiriman balon pembawa sampah yang dianggap tidak masuk akal.
Ketika ditanya apakah ada rencana untuk mencegah penyebaran selebaran sebagai aksi preventif di tengah berlanjutnya ketegangan antarKorea, dia berulang kali menolak rencana serupa, dan menambahkan bahwa pemerintah sedang melakukan pendekatan masalah itu dengan mempertimbangkan keputusan pengadilan konstitusi. Dimana undang-undang yang mengkriminalisasi selebaran semacam itu dibatalkan dengan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap kebebasan berbicara.
Sebelumnya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media Korea Utara (KCNA) pada hari Minggu (14/07), adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Yo-jong mengatakan selebaran kotor dan benda-benda sampah Korea Selatan kembali ditemukan di daerah perbatasan dan daerah lain di Korea Utara.
Bersama pernyataan tersebut, KCNA juga merilis dua foto dimana benda-benda yang tampak seperti selebaran anti Pyongyang mendarat di daerah Korea Utara dan obat flu yang dikirim bersama balon selebaran sedang dibakar.
Otoritas Korea Utara diketahui untuk pertama kali mengungkapkan selebaran anti Pyongyang yang mendarat di daerah-daerah rezimnya, di tengah konflik antarKorea yang dipicu oleh selebaran anti Pyongyang ke Korea Utara dan balon-balon pembawa sampah dari Korea Utara yang berlangsung sejak bulan Mei lalu.