Terdapat kekhawatiran atas risiko yang kian meningkat karena ranjau yang ditanam oleh Korea Utara berpotensi terapung di sungai, ketika hujan deras turun di wilayah perbatasan antara kedua Korea.
Otoritas militer Korea Selatan memperingatkan bahwa ranjau tersebut berpotensi terbawa banjir selama hujan lebat belakangan ini, sebagaimana ranjau yang terbuat dari kayu berupa dedaunan tersebut diketahui hilang di sejumlah wilayah tengah dan barat pada pekan lalu.
Ranjau-ranjau itu sebagian besar ditanam oleh Korea Utara di bagian utara Zona Demiliterisasi (DMZ) sejak bulan April lalu.
Diketahui bahwa penanaman ranjau tersebut telah dilakukan di semua wilayah, seperti di wilayah timur, tengah, dan barat, dan terlebih lagi wilayah sekitar sungai bersama antara Korea Selatan dan Korea Utara yang justru dianggap paling berisiko.
Demikian, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa pihaknya telah menyediakan berbagai langkah untuk menghadapi potensi pelepasan air bendungan oleh Korea Utara tanpa pemberitahuan sebelumnya dan ranjau darat yang berpotensi terbawa akibat hujan lebat.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk waspada khususnya bagi para penduduk di daerah-daerah sepanjang perbatasan.