Korea Utara terdeteksi mulai membuka pintu air dari Bendungan Hwanggang di hulu Sungai Imjin di tengah berlangsungnya hujan lebat di pertengahan Semenanjung Korea.
Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan telah menangkap tanda-tanda pelepasan air dari Bendungan Hwanggang melalui citra satelit resolusi tinggi pada hari Kamis (18/07) pukul 03.00 pagi, kemudian menyampaikan informasi itu ke pihak militer dan pemerintah daerah sekitar.
Menurut kementerian, tidak terdapat tanda pelepasan air bendungan dalam citra satelit yang diambil hingga hari Rabu malam (17/07), namun lebar sungai di bawah Bendungan Hwanggang dipastikan bertambah pada citra satelit yang diambil pada pukul 3 pagi hari Kamis, dan jumlah air yang dilepaskan diperkirakan tidak banyak.
Dengan perhitungan jika 500 ton air dilepaskan dari Bendungan Hwanggang per detik, biasanya dibutuhkan waktu sekitar 7 jam untuk mencapai Jembatan Pilseung di hilir Sungai Imjin, maka dampak pelepasan air dari Bendungan Hwanggang tersebut akan dirasakan pada hari Kamis ini.
Sama seperti yang dilakukan pada tanggal 9 Juli lalu, Korea Utara juga membuka pintu air bendungan itu tanpa pemberitahuan ke Korea Selatan sebelumnya.
Perwakilan Kementerian Unifikasi mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya sangat menyesalkan pelepasan air dari Bendungan Hwanggang Korea Utara tanpa pemberitahuan sebelumnya meskipun ada permintaan resmi dari pemerintah Korea Selatan.
Pemerintah Korea Selatan, pada tanggal 28 Juni lalu telah meminta Korea Utara untuk memberitahukan rencana pelepasan air bendungan sebelumnya sesuai dengan kesepakatan antarKorea.
Pada bulan September 2009, timbul korban jiwa di bagian hilir Sungai Imjin ketika Korea Utara membuka pintu air dari Bendungan Hwanggang tanpa pemberitahuan, dan pada bulan Oktober tahun yang sama, kedua Korea sepakat untuk memberitahukan terlebih dahulu ketika akan melepaskan air dari Bendungan Hwanggang.
Korea Utara pernah memberitahukan pelepasan air sebanyak dua kali pada tahun 2010 dan satu kali pada tahun 2013, namun setelah itu, tidak pernah memberitahukan hal tersebut meskipun berulang kali diminta oleh pemerintah Korea Selatan.