Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan bahwa Menteri Luar Negeri Korea Selatan dan Cina bertemu pada hari Jumat (26/07) dan sepakat untuk berkomunikasi dengan erat demi perdamaian dan kestabilan di Semenanjung Korea.
Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul dan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi bertemu di Vientiane, Laos yang merupakan lokasi pembukaan pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN dan membahas masalah terkait Semenanjung Korea.
Di dalam pertemuan tersebut, Menteri Cho meminta kepada Menteri Wang Yi agar Cina dapat melakukan peran yang konstruktif dalam memecahkan masalah di Semenanjung Korea. Dimana Menteri Wang Yi juga kembali menegaskan pernyataan Cina yang telah dibuat sebelumnya dan tidak ada perubahan dalam kebijakan terhadap Semenanjung Korea.
Menteri Cho menyatakan bahwa komunikasi yang strategis antara Korea Selatan dan Cina sangat dibutuhkan, karena ketegangan di Semenanjung Korea semakin meningkat akibat provokasi ilegal Korea Utara dan kerja sama antara Korea Utara dan Rusia.
Cina tengah meningkatkan pertukaran tingkat tinggi dengan Korea Selatan dengan menggelar dialog keamanan dan diplomasi tingkat Wakil Menteri pada bulan lalu, serta dialog strategis Wakil Menteri luar Negeri kedua negara pada tanggal 24 Juli lalu.
Menteri Cho mengatakan bahwa ia menilai hubungan antara Korea Selatan dan Cina telah memasuki fase baru, sehingga yang terpenting adalah upaya meningkatkan kepercayaan antara dua negara.
Menteri Wang Yi juga menjawab bahwa ia merasa senang karena Korea Selatan dan Cina saling meningkatkan pemahaman di bidang diplomasi dan keamanan melalui pertukaran tingkat tinggi.
Ditambahkan pula kedua negara merupakan tetangga yang erat dari segi geografis, dan juga mitra kerja sama yang tidak bisa dipisahkan. Sehingga dua negara harus mengembangkan hubungan dua negara dengan positif dan stabil.
Sementara itu, Menteri Cho meminta kerja sama kepada pemerintah Cina mengenai masalah pembelot Korea Utara.
Dua negara menyepakati untuk melakukan proyek kerja sama yang sempat dihentikan akibat COVID-19 sejak tahun 2019 lalu.