Media Jepang melaporkan bahwa, Korea Selatan dan Jepang telah membuat konsesi atas pendaftaran Warisan Dunia UNESCO untuk tambang emas Sado, dengan menyetujui untuk tidak menggunakan istilah-istilah yang berkaitan dengan "kerja paksa" pada papan informasi di lokasi tersebut.

Menurut laporan Yomiuri Shimbun pada hari Minggu (28/07), Korea Selatan menerima proposal Jepang bahwa mereka tidak akan menggunakan istilah "kerja paksa" pada papan informasi di tambang Sado, tetapi sebagai gantinya menyertakan penjelasan tentang kondisi kerja yang keras dan ruang lingkup pekerja Korea.

Namun, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri di Seoul dengan tegas membantah hal tersebut.

Tambang Sado yang merupakan situs kontroversial dan berkaitan dengan kerja paksa pada masa perang yang melibatkan warga Korea, ditambahkan ke dalam daftar Warisan Dunia pada hari Sabtu (27/07), setelah Jepang berjanji untuk menyertakan fakta-fakta sejarah tentang kompleks tersebut.

Takehiro Kano, Duta Besar Jepang untuk UNESCO, diketahui tidak menyebutkan bahwa warga Korea digunakan dalam kerja paksa dalam sambutannya setelah prasasti UNESCO.

Diplomat Jepang itu hanya mengatakan bahwa ia akan "mengingat" semua keputusan yang relevan yang diadopsi oleh Komite Warisan Dunia dan janji-janji Jepang terkait hal tersebut.