Badan Intelijen Nasional (BIN) Korea Selatan menyatakan pada hari Senin (29/07) bahwa berat badan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah mencapai 140 kg, sehingga diperkirakan memiliki risiko tinggi penyakit jantung.
Dianalisis bahwa Kim Jong-un telah menunjukkan gejala tekanan darah tinggi dan diabetes sejak usia awal 30-an tahun, dan apabila kondisi kesehatannya tidak membaik, maka diperkirakan berpotensi mengalami penyakit jantung sesuai riwayat keluarganya.
Secara khusus, Kim Jong-un dilaporkan sedang mencari obat baru, dan bukan obat yang telah dikonsumsi selama ini.
Sementara itu, putrinya Kim Ju-ae tengah menerima pendidikan untuk meneruskan rezim Korea Utara setelah Kim Jong-un.
Sehubungan dengan peneliti utama dari Dewan Hubungan Luar Negeri AS (CFR), Su Mie Terry yang didakwa oleh kejaksaan Amerika Serikat karena melakukan kegiatan agen untuk Korea Selatan tanpa melaporkan ke pemerintah AS, BIN menekankan bahwa tidak ada masalah dalam hubungan aliansi antara Korea Selatan dan AS.
Ketua BIN menyatakan bahwa pihaknya akan merevisi undang-undang untuk memperluaskan lingkup subjek terkait kegiatan mata-mata atau spionase.
Menurut aturan terkait spionase yang berlaku, pelaku mata-mata bisa dihukum ketika seseorang menyerahkan rahasia negara ke negara musuh seperti Korea Utara, namun apabila UU tersebut direvisi, maka pihak terkait bisa dihukum ketika menyerahkan rahasia negara ke negara lain.