Korea Utara mengklaim bahwa pihaknya telah menempatkan 250 peluncur rudal balistik taktis baru di wilayah perbatasan, namun Korea Selatan menyebut belum ada pergerakan khusus akan hal itu.
Seorang pejabat Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan bahwa ada laporan mengenai penempatan 250 unit peluncur rudal balistik di perbatasan, namun pihaknya menganalisis belum ada pergerakan khusus terkait hal itu.
Ditambahkan pula, Korea Utara membutuhkan banyak waktu untuk memproduksi misil yang diangkut di peluncur.
Korea Utara sebelumnya melaporkan pada tanggal 5 Agustus lalu bahwa pihaknya telah menyerahkan 250 unit peluncur rudal balistik taktis yang baru diproduksi kepada pangkalan terdepan di area perbatasan.
Peluncur rudal balistik yang dipublikasikan melalui foto dianalisis adalah peluncur untuk Hwasong-11, yaitu rudal balistik jarak pendek (CRBM) dengan jangkauan 110 km.
Ditafsirkan bahwa Korea Utara mempublikasikan penampilan peluncur rudal balistik tersebut dengan mengancam bahwa pihaknya bisa menyerang militer Korea Selatan sambil mengoperasikan CRBM di kondisi perang.
Sementara itu terkait dengan pengaruh siaran propaganda lewat pengeras suara ke arah Korea Utara terhadap aksi pembelotan warga Korea Utara ke Korea Selatan pada hari Kamis (08/08) lalu, pejabat JCS tersebut juga mengatakan bahwa pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut.
Menurutnya, pengaruh siaran propaganda lewat pengeras suara ke Korea Utara dapat dilihat dalam lebih dari tiga bulan, sehingga pihaknya akan terus melakukan perang psikologis terhadap Korea Utara.