Presiden Yoon Suk Yeol menekankan bahwa kemerdekaan Korea adalah hasil dari perjuangan terhadap kebebasan. 

Di dalam pidato peringatan Hari Kemerdekaan ke-79 hari Kamis (15/08), Presiden Yoon mengatakan bahwa masyarakat Korea mencatatkan sejarah yang agung sampai saat ini setelah hak kedaulatan dirampas, dimana nilai dasar yang meneruskan perjalanan yang agung tersebut adalah kebebasan.

Ditambahkan pula, setelah kemerdekaan Korea tahun 1945, perjuangan terhadap kebebasan terus berlanjut, sehingga mendirikan pemeirntahan Korea pada tahun 1948 dengan membentuk UUD berbasis demokrasi yang bebas. Termasuk mempertahankan kebebasan melalui perjuangan bersama negara-negara demokrasi yang bebas ketika Perang Korea, serta terus mewujudkan keajaiban sungai Han dan demokrasi.

Sehubungan dengan terbaginya wilayah menjadi dua Korea, Presiden Yoon menyatakan bahwa kemerdekaan Korea belum disempurnakan karena kondisi terbaginya mejadi dua Korea masih dipertahankan. 

Yoon mengusulkan visi atau tugas untuk unifikasi Korea, seperti memiliki nilai dan kemampuan yang kuat untuk mewujudkan unifikasi, menciptakan perubahan di Korea Utara agar penduduk Korea Utara menginginkan unifikasi yang bebas, dan mewujudkan solidaritas dengan dunia internasional.

Presiden Yoon juga mengusulkan pembentukan badan konsultasi tingkat kerja antara dua Korea untuk membahas kerja sama ekonomi, pertukaran sumber daya manusia, pertukaran budaya, manajemen terhadap bencana dan perubahan iklim, serta berbagai masalah kemanusiaan.

Menurut Yoon, pemerintah membuat tahun ini sebagai tahun baru untuk unifikasi Korea berbasis kebebasan, perdamiaan, dan kemakmuran, serta harus mewujudkan kemajuan sejarah dalam menghadapi tantangan yang mengancam kebebasan.