Presiden Yoon Suk Yeol mengimbau perlunya Korea Selatan untuk bersiap menghadapi perang, dimana seluruh pihak bekerja sama sebagai sebuah kesatuan untuk berjuang.
Yoon menyampaikan seruan tersebut dalam rapat kabinet yang digelar pada hari Senin (19/08), dengan mengatakan bahwa jika terjadi perang, maka sulit untuk memverifikasi dengan jelas antara bagian militer dan sipil, karena aspek perang telah banyak berubah dari masa silam.
Lebih lanjut Presiden Yoon mengungkapkan, bahwa saat ini Korea Selatan sedang menghadapi ancaman dan provokasi Korea Utara yang tampaknya paling ceroboh dan tidak rasional di dunia.
Ia menekankan pula bahwa latihan militer gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat, Ulchi Freedom Shield (UFS) yang mulai digelar pada hari Senin ini, akan berfokus pada penguasaan prosedur terpadu dalam menanggapi berbagai situasi krisis, seperti provokasi militer yang kompleks dan serangan terhadap fasilitas utama nasional oleh Korea Utara.
Adapun Yoon menyinggung bahwa kekuatan anti-negara yang mengancam sistem demokrasi liberal tersembunyi di tengah kelompok masyarakat. Dimana rezim Pyongyang akan memobilisasi kekuatan anti-negara sejak tahap awal untuk meningkatkan kebingungan nasional dan memecah belah rakyat melalui kekerasan, manipulasi opini publik, dan gerakan propaganda.
Demikian Presiden Yoon menginstruksikan pemerintah untuk dapat mengambil langkah aktif dalam memblokir aksi perpecahan dan memperkuat respons terhadap provokasi “zona abu-abu” Korea Utara, seperti penyebaran disinformasi, berita palsu, dan serangan siber.