Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan bahwa Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) akan terus mengembangkan kemampuan dan postur operasional yang praktis untuk mencegah dan merespons segala jenis ancaman nuklir Korea Utara secara efektif.
Pernyataan itu terkait dengan laporan media asing yang menyebut bahwa AS telah menyetujui pedoman baru untuk pengoperasian senjata nuklir yang mencerminkan perkembangan kekuatan nuklir Korea Utara dan Cina.
Menanggapi pertanyaan terkait dari wartawan pada hari Kamis (22/08), perwakilan Kementerian Luar Negeri mengatakan, bahwa Korea Selatan dan AS tetap memperkuat efektivitas pencegahan melalui Kelompok Konsultasi Nuklir (NCG) dalam menghadapi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara yang semakin canggih, serta berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan kawasan sekitarnya.
Namun, perwakilan itu tidak menjawab pertanyaan mengenai penilaian terhadap pedoman baru AS untuk pengoperasian senjata nuklir, atau bagaimana pedoman itu akan diterapkan dalam respons terbaru Korea Selatan dan AS terhadap ancaman nuklir Korea Utara.
Menurut laporan dari The New York Times (NYT), Presiden AS Joe Biden pada bulan Maret lalu menyetujui amandemen 'pedoman operasional senjata nuklir' yang bertujuan untuk mempersiapkan kemungkinan ancaman nuklir dari Cina dan Korea Utara dalam koordinasi tiga pihak dengan Rusia.
Amandemen pedoman yang bersifat rahasia itu memiliki ciri khas, dengan menghubungkan peningkatan yang cepat atas kekuatan nuklir Korea Utara dan Cina dengan kemungkinan 'kerja sama nuklir' antara Korea Utara, Cina, dan Rusia.