Pemerintah merilis rencana reformasi pensiun nasional yang bertujuan untuk mengamankan stabilitas keuangan, sekaligus mengurangi beban pada kaum muda dengan mengambil langkah-langkah seperti menaikkan premi atau biaya asuransi bulanan.

Melihat rencana yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan, Cho Kyoo-hong pada hari Rabu (04/09), pemerintah mengusulkan untuk menaikkan tarif premi dari saat ini 9% menjadi 13%, dan menyesuaikan tingkat penggantian nominal menjadi 42%.

Seiring dengan penyesuaian tersebut, pemerintah berharap dapat memperpanjang cadangan dana pensiun hingga 16 tahun ke depan, atau hingga tahun 2072, yang merupakan tantangan besar yang dihadapi Korea Selatan di tengah penuaan masyarakat dan penurunan populasi.

Pemerintah juga akan berupaya untuk mengadopsi "mekanisme penyesuaian otomatis" yang saat ini diterapkan oleh 24 dari 38 negara anggota OECD. Mekanisme tersebut merujuk pada penyesuaian jumlah pembayaran, dan usia berhak berdasarkan faktor-faktor seperti inflasi, perubahan populasi, dan kondisi ekonomi lainnya.

Rencana reformasi tersebut juga mencakup peningkatan premi yang dibedakan berdasarkan kelompok usia. 

Sebagaimana kenaikan bertahap sebesar 0,25 poin persentase setiap tahunnya bagi mereka yang berusia 20-an tahun, 0,33 poin persentase bagi kelompok berusia 30-an, 0,5 poin persentase bagi kelompok berusia 40-an, dan sebesar 1 poin persentase setiap tahunnya bagi mereka yang berusia 50-an tahun. Langkah serupa ditujukan untuk meringankan beban jangka panjang bagi orang yang lebih muda.

Selain pensiun nasional, reformasi pemerintah juga menyajikan terkait langkah-langkah untuk menjamin pendapatan yang stabil bagi kaum warga lanjut usia melalui berbagai pensiun lainnya, termasuk pensiun pokok dan pensiun pribadi.