Konferensi Tingkat Tinggi REAIM (Responsible Artificial Intelligence in the Military Domain) 2024 mulai diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan Korea Selatan di Seoul pada hari Senin (09/09).
REAIM merupakan forum global yang mencoba untuk memperkuat pendekatan Kecerdasan Buatan yang Bertanggung Jawab (Responsible Artificial Intelligence) untuk domain militer. Sehingga akan menganalisis implikasi penggunaan kecerdasan buatan (AI) pada ranah militer dan juga mendorong pembentukan norma internasional terkait.
Setelah REAIM pertama kali diadakan Oleh Korea Selatan dan Belanda di Belanda pada tahun lalu, pertemuan tahun ini turut diselenggarakan oleh Korea Selatan, Belanda, bahkan Singapura, Kenya, dan Inggris.
Dalam pidato pembukaan, Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cho Tae-yeol mengatakan bahwa penggunaan kecerdasan buatan di ranah militer diprediksi akan mendorong terjadinya revolusi militer sekaligus berbagai tantangan. Demikian Menteri Cho mengimbau perlunya untuk membentuk norma-norma terkait yang relevan serta tata kelola global (sistem manajemen).
Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Yong-hyun juga menegaskan pentingnya untuk bekerja sama dengan komunitas internasional dan pemahaman yang seimbang terhadap penggunaan AI yang bertanggung jawab di ranah militer. Karena penerapan AI memicu peningkatan kemampuan operasional militer dan sekaligus menyebabkan kerusakan akibat penyalahgunaan.
REAIM akan berlangsung selama dua hari hingga hari Selasa (10/09) besok, dengan dihadiri oleh sekitar 2.000 peserta, termasuk perwakilan pemerintah dari 90 negara, pejabat senior di lembaga internasional dan akademisi, industri, serta masyarakat sipil.