Konferensi Tingkat Tinggi Keamanan Global, KTT REAIM telah resmi ditutup pada hari Selasa (10/09) di Korea Selatan, setelah mengumumkan pedoman untuk penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang bertanggung jawab di sektor militer.
Pertemuan puncak dua hari tentang AI yang Bertanggung Jawab dalam Domain Militer, yang menghadirkan sekitar 2.000 peserta dari 96 negara, diakhiri dengan penerapan "Cetak Biru untuk Aksi" yang didukung oleh 61 negara peserta.
Menurut dokumen tersebut, para negara peserta menekankan pentingnya untuk menjaga kendali dan campur tangan manusia atas semua tindakan penting untuk menginformasikan dan melaksanakan keputusan kedaulatan mengenai penggunaan senjata nuklir, tanpa merusak tujuan akhir yaitu dunia yang bebas senjata nuklir.
Para peserta juga menyoroti perlunya pencegahan teknologi AI agar tidak berkontribusi terhadap proliferasi senjata pemusnah massal oleh aktor negara maupun non-negara, termasuk kelompok teroris.
Pada waktu yang bersamaan, mereka menekankan pula perlunya untuk menyediakan langkah-langkah pengendalian dan keamanan yang kuat untuk mencegah berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memperoleh atau menyalahgunakan kemampuan AI di ranah militer.
Pertemuan puncak di Seoul, yang diselenggarakan bersama oleh Belanda, Singapura, Kenya, dan Inggris, merupakan yang kedua kalinya, setelah sebelumnya diadakannya di Amsterdam pada tahun lalu.