Korea Selatan dan negara-negara anggota Komando PBB (UNC) menyatakan keprihatinannya atas kerja sama militer yang erat antara Korea Utara dan Rusia, dan menyerukan penangguhan perjanjian kemitraan strategis komprehensif yang baru saja mereka sepakati.
Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan menteri pertahanan di Seoul pada hari Selasa (10/09), Korea Selatan dan 17 negara anggota UNC mengatakan bahwa kerja sama yang didasarkan pada perjanjian tersebut, termasuk transaksi senjata dan kerja sama teknologi, melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB.
Dengan tegas mengecam program nuklir dan rudal balistik Pyongyang yang "ilegal" dan melanggar resolusi DK PBB, para peserta pertemuan mengatakan bahwa program tersebut "secara serius" merusak rezim non-proliferasi internasional.
Negara-negara anggota UNC menyatakan bahwa mereka akan tetap bersatu jika terjadi permusuhan baru atau serangan bersenjata terhadap Korea Selatan, dan sepakat untuk meningkatkan pembagian informasi serta memperkuat latihan gabungan untuk menghadapi ancaman keamanan saat ini.
Pertemuan menteri pertahanan Korea Selatan dan UNC telah menjadi pertemuan tahunan setelah acara perdana yang diadakan pada peringatan 70 tahun penandatanganan Gencatan Senjata Korea tahun lalu.