Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan menyatakan bahwa Korea Utara meluncurkan sejumlah rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Timur pada hari Kamis (12/09) pukul 07.10 pagi.
Rudal yang diluncurkan Korea Utara itu terbang sekitar 360 kilometer dan jatuh di Laut Timur.
Militer Korea Selatan dengan segera mendeteksi peluncuran rudal Korea Utara itu dan melacak serta memantaunya.
Peluncuran itu terjadi 73 hari setelah peluncuran rudal balistik pada tanggal 1 Juli lalu.
JCS menganalisis bahwa provokasi terbaru Korea Utara itu mungkin untuk memprotes 'Latihan Ssangryong', latihan gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS ) atau melakukan uji coba rudal untuk diekspor ke Rusia.
Militer Korea Selatan juga mengidentifikasi bahwa, Korea Utara mengirimkan sekitar 20 buah balon berisi sampah pada Rabu malam (11/09).
Kebanyakan balon sampah tersebut bergerak ke arah utara Garis Demarkasi Militer, dan JCS menilai Korea Utara bertindak berlebihan dalam mengirim balon tersebut. Karena arah angin Rabu kemarin tidak tepat untuk menerbangkan ke arah selatan.
Berbeda dengan sebelumnya, balon yang diluncurkan berjumlah sedikit. Terkait dengan hal itu JCS tidak menilai peluncuran balon tersebut berkaitan langsung dengan rudal balistik jarak pendek yang diluncurkan Korea Utara hari ini atau berada pada level 'provokasi yang kompleks'.
Sebelumnya, Korea Utara mengirimkan balon sampah ke Korea Selatan secara berturut-turut dari tanggal 4 hingga 8 September.
Selama lima hari ini, Korea Utara terus mengirimkan sekitar 1.300 balon sampah yang turut menimbulkan kebakaran akibat puing-puing balon sampah di beberapa daerah di Korea Selatan.
Militer Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka telah memperkuat pengawasan dan kewaspadaan sebagai persiapan terhadap peluncuran rudal tambahan oleh Korea Utara, dan juga berbagi informasi terkait dengan pihak berwenang AS dan Jepang.