Presiden Yoon Suk Yeol menyatakan bahwa Korea Selatan dan Ceko akan membentuk aliansi energi nuklir di masa depan, yang mencakup pembangunan, pengelolaan penelitian, pertumbuhan sumber daya manusia, dan masih banyak lagi.
Dalam sidang kabinet ke-41 pada hari Selasa (24/09), Presiden Yoon mengatakan bahwa ia membahas langkah kerja sama antara Korea Selatan dan Ceko di dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dengan Presiden Ceko, Petr Pavel dan Perdana Menteri Ceko, Petr Fiala bersama langkah lanjutan terkait terpilihnya Korea Selatan sebagai calon kontraktor utama untuk pembangunan PLTN di Dukovany.
Yoon menjelaskan bahwa, kedua negara sepakat untuk membentuk sistem kerja sama pembangunan PLTN secara komprehensif dan jangka panjang hingga kerja sama di industri canggih, sains, pembangunan infrastruktur kereta kecepatan tingkat tinggi, dan lainnya.
Sementara itu Yoon menepis berbagai rumor terkait pembangunan PLTN Dukovany yang disebut seperti 'dumping' dan 'penerimaan pesanan dengan harga rendah'.
Menurut Yoon, pemerintah hanya akan mendukung penerimaan proyek bernilai oleh perusahaan Korea Selatan, dan tidak ada perusahaan yang rela melakukan usaha walaupun ada kerugian besar.
Selain itu terkait isu lain, Yoon juga mengkritik klaim mantan Kepala Staf Kepresidenan Im Jong-seok yang menyebut bahwa 'kedua Korea adalah negara terpisah'.
Yoon mengatakan bahwa banyak orang yang berusaha untuk menyatukan dua Korea dengan damai mengubah tujuan mereka setelah Korea Utara mengklaim 'dua negara' di Semenanjung Korea.
Ditambahkan pula, siapa yang bisa memahami terbaliknya pernyataan mereka dan klaim serupa membantah kewajiban untuk mewujudkan unifikasi damai yang ditetapkan dalam konstitusi.
Presiden menekankan bahwa keberadaan dua negara dalam kondisi damai tidak memungkinkan karena Korea Utara terus mengancam dengan serangan nuklir dan bersikap bermusuhan terhadap Korea Selatan.
Sehingga pemerintah Korea Selatan akan berupaya untuk mewujudkan unifikasi damai dan bebas berdasarkan kekuatan yang solid dan prinsip.