Badan Intelijen Nasional (BIN) Korea Selatan memprediksi bahwa Korea Utara berpotensi akan melakukan uji coba nuklir ketujuh setelah pemilu presiden Amerika Serikat pada bulan November.
Menanggapi pertanyaan tentang uji coba nuklir ke-7 Korea Utara dalam sidang pleno Komite Intelijen Majelis Nasional pada hari Kamis (26/09), BIN menjawab, ada kemungkinan hal itu akan dilakukan menjelang pilpres AS. Namun menurutnya, lebih kemungkinan dilakukan setelah pilpres AS karena Korea Utara mempunyai berbagai cara provokasi militer seperti peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) dan satelit.
Mengenai kemampuan nuklir Korea Utara, BIN menganalisis bahwa rezim komunis itu mempunyai sekitar 70 kg plutonium dan sejumlah besar uranium diperkaya tinggi yang cukup untuk membuat setidaknya puluhan unit senjata nuklir.
BIN juga menganalisis bahwa pelaporan tentang kunjungan Kim Jong-un ke fasilitas manufaktur uranium yang diperkaya tinggi pada 13 September lalu mempunyai dua tujuan, yaitu secara eksternal mempertimbangkan AS yang akan menggelar pilpres dan secara internal meningkatkan kepercayan diri rakyatnya di dalam kondisi ekonomi yang buruk.
Mengenai lokasi fasilitas tersebut, BIN menyatakan, mengingat beberapa kasus di masa lalu, kemungkinan besar lokasi itu terletak di daerah Kangson.
Ditambahkan, di tengah Korea Utara yang menunjukkan tanda-tanda percepatan kegiatan pengayaan uranium, pihaknya terus memperhatikan dan memantau pengoperasian reaktor nuklir lain di Yongbyon.
BIN melaporkan bahwa uji coba peluncuran rudal balistik taktis baru Korea Utara pada tanggal 18 September lalu bertujuan untuk memverifikasi kemampuan serangan yang presisi dan salah satu dari dua peluncurannya mencapai target, sedikit diperbaiki dibandingkan sebelumnya.