Di tengah kunjungan kenegaraannya ke Filipina pada Senin (07/10), Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menggelar pertemuan puncak dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos, Jr.

Keduanya sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral menjadi kemitraan strategis dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara. 

Dengan membentuk kemintraan strategis baru, Korsel dan Filipina memutuskan untuk meningkatkan kerja sama dua arah di bidang ekonomi dan keamanan. 

Perluasan partisipasi bisnis Korea Selatan dalam proyek-proyek infrastruktur utama dari pemerintah Filipina dan kerjasama dalam pembangunan kembali pembangkit listrik tenaga nuklir Bataan, yang pembangunannya tertunda sejak tahun 1984, menjadi poin kesepakatan kedua pihak untuk mencapai tujuan tersebut.

Yoon mengatakan bahwa pihaknya dan Marcos menyoroti pentingnya tenaga nuklir sebagai sumber energi bebas karbon, dan keduanya telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk melakukan studi kelayakan proyek tersebut.

Pada waktu yang bersamaan, pemimpin kedua negara menyerukan perdamaian dan stabilitas di teritori Laut Cina Selatan. Seoul juga berjanji untuk memperluas partisipasinya dalam latihan militer gabungan di perairan dekat Filipina.

Dalam kesempatan ini Presiden Marcos memantapkan dukungannya terhadap upaya denuklirisasi Korea Utara oleh Seoul dan "Doktrin Unifikasi 15 Agustus" Presiden Yoon untuk Semenanjung Korea yang bersatu. 

Usai kunjungan kenegaraan ke Filipina, Presiden Yoon dijadwalkan akan berangkat untuk kunjungan kenegaraan ke Singapura pada Senin (07/10) sore dan akan menghadiri pertemuan puncak dengan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong.