Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengadakan pertemuan puncak dengan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong pada hari Selasa(08/10) dan menandatangani perjanjian untuk memperkuat kerja sama jaringan pasokan materi strategis di bidang industri tercanggih, termasuk energi dan bioteknologi.
Presiden Yoon menyatakan bahwa dua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang jaringan pasokan yang meliputi bioteknologi, energi dan industri tercanggih menghadapi ketidakstabilan kondisi ekonomi global.
MOU kerja sama pasokan gas alam cair (LNG) antara Korea Selatan dan Singapura dinilai bermanfaat untuk membentuk jaringan pasokan internasional secara stabil.
Perjanjian kemitraan jaringan pasokan tersebut adalah versi terbaru dari perjanjian rantai pasokan dari Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) yang sudah ada.
Saat ini Korea Selatan dan Singapura berbagi sistem manajemen krisis jaringan pasokan, sehingga apabila ada gangguan dalam jaringan pasokan, kedua negara membuka rapat darurat dalam lima hari untuk mengambil langkah lanjutan.
Kedua pemimpin juga sepakat untuk mengokohkan landasan pertukaran material dan tenaga manusia dengan merevisi perjanjian penerbangan yang berlaku sejak tahun 1972 lalu hingga tahun depan, dan mengembangkan industri pendidikan yang memanfaatkan teknologi digital dan AI.
Dalam pertemuan puncak ini, Korea Selatan dan Singapura menyamakan pandangan bahwa komunitas internasional tidak akan menolerir pengembangkan nuklir secara ilegal oleh Korea Utara, dan akan bekerja sama untuk memastikan pesan tersebut disampaikan kepada Korea Utara pada KTT ASEAN mendatang.
Presiden Yoon dan PM Wong juga berjanji untuk membentuk hubungan kemitraan yang strategis dalam rangka menyambut genap 50 tahun perjalinan hubungan diplomasi antara Korea Selatan dan Singapura tahun depan.