Korea Selatan dan ASEAN sepakat untuk membangun hubungan kemitraan strategis yang komprehensif pada hari Kamis (10/10).
Dengan demikian, kedua pihak mengadopsi pernyataan bersama dengan Presiden Yoon Suk Yeol yang juga hadir dalam KTT ASEAN.
Kantor Kepresidenan Korea Selatan menyatakan bahwa peningkatan hubungan dengan ASEAN tersebut mencerminkan peningkatan dan pengembangan kerja sama antara Korea Selatan dengan ASEAN dan membangun kemitraan tingkat teratas dalam 35 tahun sejak pembentukan hubungan dialog Korea-ASEAN pada tahun 1989.
Dalam KTT Korea Selatan dan ASEAN, Presiden Yoon mengatakan bahwa Korea Selatan akan melanjutkan upaya diplomasi dengan fokus pada ASEAN serta mendorong kerja sama menyeluruh dan komprehensif sebagai mitra untuk kesejahteraan bersama. Sehingga Korea Selatan dan ASEAN akan menciptakan sejarah masa depan baru berdasarkan kemitraan tingkat tertinggi itu.
Sejalan dengan penguatan hubungan tersebut, kedua pihak sepakat untuk melakukan proyek kerja sama yang berfokus pada tiga bidang.
Untuk bidang politik dan keamanan, kedua pihak akan menggelar pertemuan tingkat menteri pertahanan Korea Selatan dan ASEAN pada bulan September, dan meningkatkan level kerja sama strategis serta kerja sama keamanan, termasuk dukungan untuk memperkuat kemampuan keamanan siber ASEAN.
Di bidang ekonomi, kedua pihak sepakat untuk membentuk dialog wadah pemikir Korea-ASEAN, peluncuran inisiatif unggulan inovasi digital Korea-ASEAN, hingga kerja sama kota pintar dan masih banyak lagi.
Untuk bidang sosial dan budaya, proyek pelatihan untuk 40.000 pelajar dari ASEAN akan digodok selama lima tahun ke depan, dan proyek beasiswa untuk bidang sains dan teknik tingkat lanjut (STEM) akan diluncurkan tahun depan.
Pernyataan bersama tersebut juga mencakup langkah-langkah untuk meningkatkan perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut.
Secara khusus, pernyataan bersama itu menyebut bahwa para pihak menegaskan pentingnya untuk menjaga dan memajukan perdamaian, stabilitas, keamanan, dan keselamatan di Laut Cina Selatan serta kebebasan navigasi dan penerbangan sesuai dengan hukum internasional, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982.
Hal ini tampaknya merupakan isyarat untuk mengawasi Cina yang melakukan aktivitas militer aktif di Laut Cina Selatan, yang merupakan jalur transportasi maritim utama di wilayah tersebut.
Selanjutnya, Presiden Yoon mendapatkan dukungan ASEAN terhadap 'Doktrin Unifikasi 8.15' yang diumumkannya pada hari Kemerdekaan Korea tahun ini.
Kedua pihak menyatakan, mereka mendukung upaya berkelanjutan Korea Selatan untuk melanjutkan dialog damai dan mewujudkan perdamaian serta stabilitas permanen di Semenanjung Korea, dan mengakui pentingnya Doktrin Unifikasi 8.15.
Sejak menjalin hubungan dialog pada tahun 1989, Korea Selatan dan ASEAN telah memperkuat tingkat kerja sama mereka dengan menjalin 'hubungan dialog komprehensif' pada tahun 1991, 'kemitraan kerja sama komprehensif' pada tahun 2004, dan 'kemitraan strategis' pada tahun 2010.